BAJABARU.com – Kasno (69), seorang peternak sapi di Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah, sangat senang karena sapinya yang bernama Bima, yang merupakan peranakan Ongole, akhirnya dibeli oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Meski sempat mengalami kekurangan berat, Presiden Jokowi tetap meminta agar sapi tersebut dibeli.

Bey Machmudin, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, menjelaskan bahwa sebenarnya sapi tersebut hampir tidak jadi karena beratnya tidak mencukupi standar yang ditentukan. Sapi yang biasanya dikurbankan oleh Presiden Jokowi saat perayaan Idul Adha memiliki berat antara 900 kg hingga 1,2 ton. Namun, Presiden Jokowi tetap menginginkan sapi peranakan Ongole tersebut untuk membelinya.

“Sapi tersebut memang memiliki kekurangan sedikit setelah kami melakukan pengecekan ulang, namun akhirnya Presiden meminta untuk membelinya, dan akhirnya sapi tersebut dibeli,” tutur Bey.

Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono, mengatakan bahwa sapi tersebut telah dibeli oleh Sekretariat Presiden sesuai perintah dari Presiden Jokowi.

Sebelumnya, peternak sapi asal Desa Doplang, Kecamatan Karangpandan, Karanganyar, yaitu Kasno (69), sempat merasa kecewa ketika sapi miliknya, Bima, yang merupakan peranakan Ongole, tidak jadi dibeli oleh Presiden Jokowi. Kasno kemudian mengajukan permintaan ganti rugi karena sapi tersebut diklaim mengalami cacat setelah menjalani serangkaian pemeriksaan sebelum hendak dibeli.

Kasno menyatakan bahwa sebelumnya sapi tersebut dalam kondisi normal. Namun, setelah melakukan pemeriksaan sebagai syarat pembelian oleh Presiden Jokowi, ekor sapi Bima mengalami cacat.

“Saya juga berniat untuk menuntut karena sapi saya mengalami cacat setelah mengambil sampel. Sebelumnya, saat sapi itu buang kotoran, ekornya bisa langsung bersih. Namun sekarang, sapi tersebut tidak bisa bergerak ke kanan dan kiri untuk mengusir lalat, hanya bisa melenggok-lenggok. Sapi tersebut juga tidak bisa mengangkat ekornya. Pertanyaannya, siapa yang bertanggung jawab atas hal ini?” ungkap Kasno kepada awak media pada hari Selasa (20/7).

Kasno menyebutkan bahwa ada petugas yang menarik ekor sapi tersebut saat pemeriksaan. Selanjutnya, petugas lain menyuntikkan beberapa kali dengan jarum.

“Sebelumnya, sapi saya dalam keadaan normal. Ketika saya membersihkannya, ekornya selalu gerak ke kiri dan kanan. Namun sekarang, sapi tersebut tidak bisa bergerak seperti itu,” tambahnya.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *