BAJABARU.com – Pertemuan aktivis Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender (LGBT) se-ASEAN yang direncanakan akan diselenggarakan di Jakarta telah dibatalkan karena adanya ancaman keamanan. ASEAN Queer Advocacy Week, pertemuan yang bertujuan untuk dialog dengan kelompok-kelompok yang terpinggirkan, termasuk mereka yang didiskriminasi berdasarkan orientasi seksual dan identitas gender, akan digelar di luar Indonesia untuk memastikan keselamatan partisipan dan panitia.

Panitia penyelenggara telah memantau situasi dengan cermat, termasuk gelombang anti-LGBT di media sosial, dan memutuskan untuk membatalkan acara tersebut demi menjaga keselamatan dan keamanan para peserta. Acara ini direncanakan untuk membahas isu-isu yang dihadapi oleh kelompok LGBTQIA+, seperti kebencian di dunia maya, serangan terhadap pembela hak asasi manusia, dan pembalasan terhadap pelaksanaan hak-hak sipil dan politik.

Namun, sebelumnya beredar kabar di media sosial tentang adanya pertemuan aktivis LGBT se-ASEAN di Jakarta pada bulan Juli 2023. Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta agar pemerintah tidak memberikan izin untuk acara tersebut, dengan alasan bahwa praktik LGBT bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama yang diakui di Indonesia. Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas, menegaskan bahwa tidak ada agama yang mentolerir praktik LGBT.

Selain MUI, Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta juga menolak pertemuan tersebut, menyatakan bahwa hal itu bertentangan dengan norma agama dan Pancasila, serta budaya Indonesia. Muhammad Taufik Zoelkifli (MTZ), Sekretaris I Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta, meminta Pemprov DKI Jakarta untuk melarang acara tersebut dan mengawasi wisatawan luar agar mengikuti norma yang berlaku di Jakarta.

Dalam hal ini, polisi juga telah memastikan bahwa pertemuan tersebut tidak akan digelar di Jakarta. Direktur Intelijen dan Keamanan (Dirintelkam) Polda Metro Jaya, Kombes Hirbak Wahyu Setiawan, menyatakan bahwa akun media sosial yang menyebarkan informasi tentang pertemuan telah ditutup dan bahwa tidak ada tempat di Jakarta yang menjadi tuan rumah acara tersebut.

ASEAN SOGIE Caucus merupakan organisasi regional pembela hak asasi manusia di Asia Tenggara yang memperjuangkan pemajuan, perlindungan, dan pemenuhan hak semua orang, terlepas dari orientasi seksual, identitas gender, dan karakteristik seks mereka.

Mereka mendukung kapasitas advokat lokal untuk terlibat dalam mekanisme HAM domestik, regional, dan internasional. Sebelumnya, ASEAN SOGIE Caucus telah menyampaikan laporan tentang perlindungan terhadap kekerasan dan diskriminasi berdasarkan orientasi seksual dan identitas gender ke Dewan Hak Asasi Manusia PBB.

Berdasarkan situasi tersebut, pertemuan aktivis LGBT se-ASEAN di Jakarta telah dibatalkan demi menjaga keamanan peserta. Panitia penyelenggara memastikan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan ruang aman bagi kelompok-kelompok yang terpinggirkan dan membahas isu-isu penting yang dihadapi oleh komunitas LGBTQIA+.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *